##, Surat – surat tak terkirim,
Dua tahun di Malaysia
Sepucuk rindu by Cofernoon
##, Surat cinta direndam air mata
Kadang di sela sela waktu
kosong,......
Aku mencoba menulis surat.
Disitu
kutumpahkan rasa, segenap jeritan
batin ku kucurahkan diatas berlembar- lembar kertas. Disitu aku menjerit, disitu
aku menangis, disitu aku tertawa, disitu
aku tersenyum, dan disitu aku termenung.
Dikertas itu kutumpahkan
segenap rasa, segenap kepedihan, segenap kerinduan, kehilangan, keterasingan.
Tentang cinta yang mengambang, cinta yang tak kesampaian, cinta yang tak
kumengerti, cinta yang menyiksa, yang tak kunjung lekah dari jiwa.
Sekali menulis, aku bisa
menghabiskan sampai delapan halaman kertas ukuran folio, bolak balik. Setelah
puas kubaca, surat itu kemudian kusimpan rapi, tanpa alamat tujuan, dan
kuselipkan diantara tumpukan pakaian di
dalam lemari kecil milik ku.
Selama sekitar dua tahun
aku di Kuching:
Tumpukan surat-surat yang tak
dikirim itu terkumpul sekitar lima ratus lembar.
Sayang nya , ketika kepulangan terakhir dari
sana, aku tak sempat membawa nya, sehingga catatan sejarah hidup ku yang penuh
dengan nestapa cinta, duka lara, kerinduan, kepedihan, kehilangan,
keterasingan, lenyap bersama hilang nya surat-surat diatas kertas yang tak
pernah terkirim, tak pernah sampai, tak pernah diketahui itu.
Kuching Sarawak - SCM
sounthern Corridor Malaysia Channel
##, Batin ku Luka Parah,.....
Akan tetapi, surat-surat
itu, Paling tidak,
Mungkin goresan tinta diatas kertas itu, mewakili upaya ku
untuk menghapus kenangan yang mengharu –biru batin ku. Kenangan tentang
perjalanan hidup, dalam waktu yang cukup singkat, aku mengalami pengalaman
batin yang luar biasa.
Kadang aku berfikir, ........
Apakah Tuhan punya rencana khusus
untuk ku?
Tapi apa?
Apakah aku dilahirkan hanya
untuk di siksa?
Sebagai penganut Islam, aku di ajarkan bahwa kita harus selalu
berprasangka baik kepada Allah, tapi mengapa aku harus menjalani hidup dengan
penuh siksa batin, sejak usia Lima belas tahun?
Mengapa?
Mengapa hati ku disiksa?,
Mengapa jiwaku dibuat merana?, mengapa aku tak Kau takdirkan untuk bersamanya?,
jika Kau ciptakan rasa, lalu kenapa kemudian Kau gunakan untuk menyiksa?
Aku tak
pernah mengenal rasa cinta, Kaulah yang menanam nya,!”
Bukankah Cinta adalah rasa
yang menjadi penerus generasi manusia?
Jika cinta merupakan anugrah, agar dengan itu keberlangsungan species
manusia, dengan membentuk rumah tangga
yang sakinah, mawaddah wa rahmah, apakah aku tak berhak atas nya?
Kerinduan Wajah kekasih - Siti Nurhaliza - Suria Record SRC Channel
“Aku mencintai nya , ya Allah,
Dengan cinta sesuci
Adam untuk Hawa.
Dengan cinta setulus
Qais untuk Laila.
Aku ingin menikahi nya.
Aku ingin hidup bersama nya,
Dan tak
terpisah, hingga maut menjemput.
Apakah
itu salah?
Aku tak pernah menodai cinta ku dengan nafsu.
Aku tak pernah menyentuh nya dalam arti kata sebenar nya. Bahkan hatta sekedar
memegang tangan nya. Aku terlalu memuja nya. Aku sangat menghargai nya.
Di mataku,
Ia bak permata yang sangat istimewa,”
“Ingin kusimpan dalam bingkai kaca jiwa.
Kupandangi
dengan penuh rasa .
Dan nanti nya, kan kutimang buah cinta dari nya.
Anak –
anak ku yang akan lahir dari rahim nya."
"Ya Allah,
Salahkah jika ini yang jadi
cita-cita,?”
="R i n d u ,"=
Pekat malam tanpa gemintang
diantara penat dan letih
aku tengadah
menatap langit-langit kamar
Lalu senyumnya melintas
Dan gema suaranya terngiang
Gelak tawa
lesung pipit
tahi lalat diatas bibir
lenggang lenggok
semuanya "
inikah Cinta,?
atau
inikah rindu,?
dan tiba -tiba
setetes air menggenangi kelopak mata
Soledad - Sendirian
Tapi memang hidup tidak
mesti mendapatkan apa yang kita inginkan,
Justru kadang kita mendapatkan apa
yang sebelum nya bukan keinginan.
Orang bijak berkata, :
” Cinta
kadang tak harus memiliki, tapi memiliki akan menumbuhkan cinta nanti nya,” Ada juga yang mengatakan, cinta itu seperti penyakit kanker, datang tak di undang, dan menghancurkan serta menggerogoti hati, jiwa, dan fikiran, dari dalam.
Entahlah,!
Aku tak tau, akan seperti apa nanti nya jalan cerita hidup ku. Aku tak tahu, kedepan akan
seperti apa langkah ku? Apa yang akan
kulakukan?
Apa yang akan kutekuni?
Sekarang ,
Aku sudah pulang
kembali ke negeri ini, tanah kelahiran ku, kota tumpah darah ku, Pontianak. Untuk
buka usaha, modal ku sudah habis, kemaren menunggu untuk pulang kembali ke Kuching.
Sekarang hatta buat ongkos aku sudah tak punya biaya.
Ya Allah, beri aku
petunjuk, bimbinglah langkah ku!
Adegan Paling menggetarkan dalam Film :
Tenggelamnya Kapal Van DerWijk