Kamis, 28 April 2016

Bab.X.hal.41 # Mencari Jejak Cinta Lama,

##,Cinta Ku, apa kabar Mu sekarang?


Pontianak : Tahun 1999  




Mesjid Sultan Abdurrahman, Pontianak


Dua hari kami melepas rindu disini. 


Aku mengajak mereka ke kota, selama aku berkunjung ini.  Rumah kami yang lama terletak di kota, tidak berapa jauh dari mesjid Sultan Abdurrahman. 


Mereka menuruti permintaanku, dan kami bersama kembali ke kota.


 Sesampai nya dirumah asal, rumah tempat aku dibesarkan, rumah yang cukup lama kutinggalkan, kami bertemu dengan kerabat dan sahabat, adik ibuku, dan anak-anak nya. 


Mereka mengerubungi ku, mirip penonton jual obat . 


Aku dengan gembira menjawab pertanyaan dan sapaan mereka, tentang segala hal yang selama ini sudah ku jalani.


Keluarga kami memang terkenal kompak.  


Sejak kecil, kami sesama sepupu misanan tak pernah berkelahi.


Kami seperti saudara kandung, meskipun beda ayah dan beda ibu. 


Aku dan sepupu-sepupu ku, tak pernah ada jarak. Kami benar-benar merasa bersaudara. Maka nya, dari lingkungan keluarga kami,  jarang ada yang menikah dengan misanan nya.  


Sebab agak janggal rasa nya.




Pangkalan Dekat Mesjid Sultan- 
Reza Herasbudi Vlog



 Keluarga besar dari fihak ibu ku berasal dari Kampung Siantan. Sebelah utara dari lokasi kami ini. Dipisahkan oleh Sungai Landak. 


Sedangkan keluarga besar dari ayah ku berasal dari daerah sekitar Sungai Purun Besar,  Sungai Belanga, Peniti, Sungai Nipah, Mempawah, dan Segedong. 


Daerah utara dari kota Pontianak, sekitar tiga puluh kilometer sampai enam puluh kilo jarak nya dari kota.




Rindu adalah Rasa 


Sekarang aku tak begitu kenal dengan sepupu ku dari ayah, kecuali beberapa.  Sebab mereka hidup nya terpencar di banyak daerah. Tersebar hampir di seluruh Kalimantan Barat,  menempati hampir semua kabupaten yang ada.


 Mulai Kabupaten Mempawah, Singkawang, Sambas, Sintang, Kapuas hulu, Landak, Melawi, Ketapang, Sukadana, sampai  Putussibau . 


Bahkan ada yang menetap di Kuching, Sarawak, Malaysia Timur. 


Dulu  juga Ayah Ku pernah bercerita , bahwa ,  banyak keluarga Kami di daerah Pulau Tujuh. Wilayah  pulau Tambelan, Serasan, Tarempa, Sedanau, Siantan. Seven Island ini terletak di bagian barat agak ke utara dari Pontianak.  Jika ditarik garis lurus timur  ke barat, letakknya mungkin sejajar dengan Sarawak sekarang ini. 





Mesjid Sultan - 
ESQIU Channel



 Waktu yang ada Ku manfaatkan dengan menemui dan mencari kontak teman-teman dan sahabat ku yang telah lama berpisah itu. Sebagian mereka berhasil kutemui, sebagian sudah berpindah keluar kota,  dan sebagian lagi tak tahu di mana keberadaan nya. 


Sembilan tahun memang waktu yang cukup panjang.


Beberapa sahabat ku yang berhasil Ku temui hidup nya sudah mapan. Ada yang jadi pegawai negeri, kepala kantor, kepala puskesmas, pengusaha sukses, pedagang besar, kontraktor ternama dan pengusaha perkebunan kelapa sawit. 


Mereka tidak banyak berubah. 


Masih tetap hangat dan bersahabat seperti dulu ketika sebelum ku tinggalkan merantau ke Jawa. Kami ber cengkrama dan mengingat nostalgia indah kenangan masa remaja.


Diantara waktu , melalui salah satu teman ku, 


Aku mencoba mencari tahu tentang kondisi dan keadaan gadis kecil ku, yang dulu melintas di depan SD.18. Gadis kecil yang tawa nya kadang masih terngiang ditelinga, dan senyum nya masih jelas didepan mata. Apa kabarnya sekarang?  


Ternyata tak banyak yang tahu kondisi nya. 


Hanya ada yang mengatakan bahwa ia sudah menikah, 


itu saja ! .




Apa Kabar Sayang - 
Vento Production Channel



  Aku mencoba mencari info dari beberapa teman lain nya. Syukur kalau bisa dapat nomor kontak nya, tapi harapan ku tak kesampaian, hingga  saat aku pulang, dua minggu kemudian,  aku tak tahu keadaan nya.


 Aku tak berani menemui kerabat atau family nya, yang sebetul nya sahabat ku juga.  Karena aku takut mengganggu rumah tangga nya, dan kehadiran ku akan merusak segala nya. Menghancurkan kebahagiaan dan keharmonisan mereka, bahkan menimbulkan fitnah. 


Nauzubillah! 



Kali ini Aku pulang dengan sedikit rasa penasaran, 


Katin ku tetap ingin mencari tahu, bagaimana keadaan nya sekarang? Apakah Dia hidup bahagia?   Seperti apakah lelaki yang kemudian menikahi dan menjadi suami nya? Apakah keluarga nya hidup dalam kondisi berkecukupan,? Berapa anak nya? masih tetap cantik kah Dia?


Apakah dulu dia pernah mencintai ku? 


Pernahkah Ia berupaya mencari ku? Pertanyaan ini bergayut di kepala, diantara ayunan gelombang lautan diatas kapal  KM. Bukit Raya yang ku tumpangi untuk pulang ke Surabaya. 


Setelah dua minggu mengobati kerinduan orang tua ku,  yang kutinggalkan tanpa kabar dan berita, sembilan tahun lama nya.



 Dalam tidur,  Aku bermimpi, :


" Rasa nya suatu waktu di suatu senja, 


Saat itu aku  duduk di bibir pantai Kenjeran, Surabaya. 


Di kejauhan nun di sebelah barat, matahari sore berpendar keemasan, cahaya nya berkilau dipantulkan riak gelombang diatas permukaan lautan. 


Ingatan Ku melayang jauh ke seberang sana, membumbung terbang tinggi sampai ke tanah Borneo.



Cinta, apa kabarmu sekarang?


 Di atas jembatan kayu yang membentang panjang di pinggiran Kapuas, kutemukan Dia yang tengah duduk menatap Kapuas, menjelang senja. 


 Matahari sore menerpa wajah nya, memantulkan bias warna putih kemerahan dari kedua  pipi nya.  Angin nakal mempermainkan anak - anak rambut nya, seakan mengajak nya bercanda. 


 Mata nya memandang lurus ke arah barat, ke arah pelabuhan, dermaga, dan muara. Ia mengenakan kaos berwarna putih polos lengan panjang, di balut jeans ke abu- abuan. 


Apa yang ada dalam fikiran nya? 


      Apakah Ia menunggu aku datang?  


     Apakah Ia merindukan seseorang ? 


Andaikan saja Aku bukan hanya seekor  burung, 


Mungkin akan ku dekati, dan kutanyakan langsung: 


" Cinta, apa kabar Mu sekarang?"