##,Cinta Ku, apa kabar Mu sekarang?
Pontianak : Tahun 1999
Mesjid Sultan Abdurrahman, Pontianak
Dua hari kami melepas rindu
disini.
Aku mengajak mereka ke kota, selama aku berkunjung ini. Rumah kami yang
lama terletak di kota, tidak berapa jauh dari mesjid Sultan Abdurrahman.
Mereka menuruti permintaanku, dan kami bersama kembali ke kota.
Sesampai nya dirumah asal,
rumah tempat aku dibesarkan, rumah yang cukup lama kutinggalkan, kami bertemu
dengan kerabat dan sahabat, adik ibuku, dan anak-anak nya.
Mereka
mengerubungi ku, mirip penonton jual obat .
Aku dengan gembira menjawab
pertanyaan dan sapaan mereka, tentang segala hal yang selama ini sudah
ku jalani.
Keluarga kami memang terkenal
kompak.
Sejak kecil, kami sesama sepupu misanan
tak pernah berkelahi.
Kami seperti saudara kandung, meskipun beda ayah dan beda
ibu.
Aku dan sepupu-sepupu ku, tak pernah
ada jarak. Kami benar-benar merasa
bersaudara. Maka nya, dari lingkungan keluarga kami, jarang ada yang menikah dengan misanan nya.
Sebab agak janggal rasa nya.
Pangkalan Dekat Mesjid Sultan-
Reza Herasbudi Vlog
Keluarga besar dari fihak
ibu ku berasal dari Kampung Siantan. Sebelah utara dari lokasi kami ini. Dipisahkan
oleh Sungai Landak.
Sedangkan keluarga besar dari ayah ku berasal dari daerah
sekitar Sungai Purun Besar, Sungai
Belanga, Peniti, Sungai Nipah, Mempawah, dan Segedong.
Daerah utara dari kota Pontianak, sekitar tiga
puluh kilometer sampai enam puluh kilo jarak nya dari kota.
Rindu adalah Rasa
Sekarang aku tak begitu kenal
dengan sepupu ku dari ayah, kecuali beberapa. Sebab mereka hidup nya terpencar di banyak
daerah. Tersebar hampir di seluruh Kalimantan Barat, menempati hampir semua kabupaten yang ada.
Mulai Kabupaten Mempawah, Singkawang, Sambas, Sintang, Kapuas hulu, Landak, Melawi,
Ketapang, Sukadana, sampai Putussibau .
Bahkan ada yang menetap di Kuching, Sarawak, Malaysia Timur.
Dulu juga Ayah Ku pernah bercerita , bahwa , banyak keluarga Kami di daerah Pulau Tujuh. Wilayah pulau Tambelan, Serasan, Tarempa, Sedanau, Siantan. Seven Island ini terletak di bagian barat agak ke utara dari Pontianak. Jika ditarik garis lurus timur ke barat, letakknya mungkin sejajar dengan Sarawak sekarang ini.
Mesjid Sultan -
ESQIU Channel
Waktu yang ada Ku manfaatkan
dengan menemui dan mencari kontak teman-teman dan sahabat ku yang telah lama
berpisah itu. Sebagian mereka berhasil kutemui, sebagian sudah berpindah keluar
kota, dan sebagian lagi tak tahu di mana keberadaan nya.
Sembilan tahun memang
waktu yang cukup panjang.
Beberapa sahabat ku yang
berhasil Ku temui hidup nya sudah mapan. Ada yang jadi pegawai negeri, kepala
kantor, kepala puskesmas, pengusaha sukses, pedagang besar, kontraktor ternama dan pengusaha perkebunan
kelapa sawit.
Mereka tidak banyak berubah.
Masih tetap hangat dan bersahabat seperti
dulu ketika sebelum ku tinggalkan merantau ke Jawa. Kami ber cengkrama dan
mengingat nostalgia indah kenangan masa remaja.
Diantara waktu , melalui salah satu teman ku,
Aku mencoba mencari tahu tentang kondisi dan keadaan gadis kecil ku, yang dulu
melintas di depan SD.18. Gadis kecil yang tawa nya kadang masih terngiang ditelinga, dan senyum nya masih jelas didepan mata. Apa kabarnya sekarang?
Ternyata tak
banyak yang tahu kondisi nya.
Hanya ada yang mengatakan bahwa ia sudah menikah,
itu saja ! .
Apa Kabar Sayang -
Vento Production Channel
Aku mencoba mencari info dari beberapa teman lain nya. Syukur
kalau bisa dapat nomor kontak nya, tapi harapan ku tak kesampaian, hingga saat aku pulang, dua minggu kemudian, aku tak tahu keadaan nya.
Aku tak berani
menemui kerabat atau family nya, yang sebetul nya sahabat ku juga. Karena aku
takut mengganggu rumah tangga nya, dan kehadiran ku akan merusak segala nya. Menghancurkan kebahagiaan dan keharmonisan mereka, bahkan menimbulkan fitnah.
Nauzubillah!
Kali ini Aku pulang dengan sedikit rasa penasaran,
Katin ku tetap ingin mencari tahu, bagaimana keadaan nya sekarang? Apakah Dia hidup bahagia? Seperti apakah lelaki yang kemudian menikahi dan menjadi suami nya? Apakah keluarga nya hidup dalam kondisi berkecukupan,? Berapa anak nya? masih tetap cantik kah Dia?
Apakah dulu dia pernah mencintai ku?
Pernahkah Ia berupaya mencari ku? Pertanyaan ini bergayut di kepala, diantara ayunan gelombang lautan diatas kapal KM. Bukit Raya yang ku tumpangi untuk pulang ke Surabaya.
Setelah dua minggu mengobati kerinduan orang tua ku, yang kutinggalkan tanpa kabar dan berita, sembilan tahun lama nya.
Dalam tidur, Aku bermimpi, :
" Rasa nya suatu waktu di suatu senja,
Saat itu aku duduk di bibir pantai Kenjeran, Surabaya.
Di kejauhan nun di sebelah barat, matahari sore berpendar keemasan, cahaya nya berkilau dipantulkan riak gelombang diatas permukaan lautan.
Ingatan Ku melayang jauh ke seberang sana, membumbung terbang tinggi sampai ke tanah Borneo.
Cinta, apa kabarmu sekarang?
Di atas jembatan kayu yang membentang panjang di pinggiran Kapuas, kutemukan Dia yang tengah duduk menatap Kapuas, menjelang senja.
Matahari sore menerpa wajah nya, memantulkan bias warna putih kemerahan dari kedua pipi nya. Angin nakal mempermainkan anak - anak rambut nya, seakan mengajak nya bercanda.
Mata nya memandang lurus ke arah barat, ke arah pelabuhan, dermaga, dan muara. Ia mengenakan kaos berwarna putih polos lengan panjang, di balut jeans ke abu- abuan.
Apa yang ada dalam fikiran nya?
Apakah Ia menunggu aku datang?
Apakah Ia merindukan seseorang ?
Andaikan saja Aku bukan hanya seekor burung,
Mungkin akan ku dekati, dan kutanyakan langsung:
" Cinta, apa kabar Mu sekarang?"