##, Bekerja di Pondok
Ayat ayat cinta - Rossa
Sekarang aku adalah kepala
rumah tangga. sekarang aku berkewajiban memberi nafkah kepada istri ku dan
sebentar lagi , kepada anak ku. Janin kecil yang tumbuh sehat di rahim istri ku.
Kadang kuletak kan telinga ku di
perut istri ku yang sudah mulai membuncit itu.
Terasa semacam gerakan kaki
atau tangan yang bergerak dan
menendang-nendang. Subhanallah!
Janin di rahim istriku
tumbuh sehat
Kami tertawa bahagia,
menantikan kehadiran buah cinta. yang akan mengisi hari –hari kami dengan
tangisan dan tawanya. Dengan kelucuan dan tingkahnya, Istriku menginginkan bayi
kami nanti adalah perempuan.
Aku menyerahkan semua nya pada
Tuhan. laki –laki, atau Perempuan , bagi ku sama saja, kehadiran
mereka anugrah yang sangat berharga.
Saat awal menikah , aku masih
bekerja di Malang. Tetap berhubungan dengan teman dan sahabat-sahabatku disana.
Ketika istriku mulai hamil, dia mulai meminta agar aku sering berada didekatnya. kulihat dia berubah
menjadi lebih manja.
Minggu demi minggu, Kami menunggu
Muka nya sering bersemu merah, dan
dia kelihatan makin cantik di mata ku, kata orang tua-tua, anak ku nanti
kemungkinan besar wanita. Biasanya kalau istri hamil suka bermanja-manja, suka
merapikan diri nya, suka tampil cantik dan resik, maka anak yang ada dirahim nya
adalah seorang wanita Begitu pula sebalik nya.
Secara kebetulan ada pondok
disekitar tempat tinggal ku itu, sedang mencari dan membutuhkan
tenaga TU, ( Tata Usaha), entah dari mana sumber nya, tiba tiba saja aku
di panggil pimpinan yayasan nya. Dengan sedikit gugup, aku menghadap beliau, yang
menunggu ku dirumah nya, tidak berapa jauh dari rumah ku.
Setelah mengucapkan salam, aku
ditemui beliau, dan beliau menanyakan apakah betul aku bisa menangani tata
usaha umum. kujawab ya. Beliau kemudian memberikan gambaran tugas dan bidang
apa yang akan kulakukan, jika seandainya aku berminat bekerja di yayasan yang
tengah dikelolanya itu.
Untuk Suamiku - Narasi
Aku jawab, akan ku pertimbangkan
Dan kurundingkan dengan
istri ku dulu.
Aku minta waktu.
Setiba nya dirumah, kuceritakan
tawaran yang baru saja kuterima. Istriku terlihat sangat gembira. Ia langsung
mendukungku, dan menyarankan agar aku menerima tawaran itu. Tapi aku sempat
bertanya,:” bagaimana kalau gajinya tak seberapa,?” kataku.
Istriku menjawab,:” Ga
apa-apa, yang penting kamu selalu ada di dekat saya, toh aku masih punya
simpanan dan tabungan, jawab istri ku mantap,!’
Aku tersenyum mendengar jawaban polos istriku yang aku tahu, bahwa dia tidak pernah meng ada-ada. Apa yang dikatakan nya, adalah apa yang ada dihati nya. Mungkin keinginan itu bukan murni dari nya, tapi ada hubungan dengan janin dirahim nya.
Bisa jadi juga barangkali ya? Entahlah,..!