BAB.XI
Jejak
Perjuangan Hidup
## Berdagang ke Ujung
Pandang
Sulawesi Selatan : Sekitar tahun 2002
Aku Bangkrut!!
Dalam kebingungan, aku memutuskan
kembali pada Tuhan, yang ketika dulu di Bali, ibadah ku memang banyak
berkurang. Kesibukan kerja membuat ku kadang lupa waktu. Siang malam, ku kerahkan
segala daya dan upaya untuk mengejar kesuksesan.
Sholat ku kadang banyak tertinggal. Puasa ku banyak yang
bolong-bolong.
Syukurlah aku tetap bisa bertahan, dari segala godaan maksiat yang mudah sekali ditemukan disini. Bar , Karaoeke, Pub, Club, Café, Diskotik, ada di mana- mana.
Hanya tinggal kita saja, sanggup atau tidak untuk menjauhi nya.
Ketika sampai di rumah, ku serahkan sisa uang di dompet ku, Tiga ratus ribu rupiah! Aku memilih mendekatkan diri pada Allah.
Beribadah dan berdoa.
Empat puluh hari aku mengurung diri, tidak
keluar rumah kecuali memang memaksa. Istri ku membantu ekonomi kami dengan
membuat kue-kue seada nya. Kondisi kami betul-betul sulit waktu itu.
Untung nya anak-anak ku masih
tetap bisa sekolah. Putri kami, berusia enam tahun, duduk di bangku kelas satu
sekolah dasar, dan adik nya, Putra kami, masih di taman kanak-kanak Nol Besar.
Kadang aku membantu istri ku,
sambil menghibur nya,:” Sabar Fa, kita minta bantuan Allah, dan pasti akan
datang jawaban nya, tunggu saja!”, kata ku pada istri ku.
Dia hanya tersenyum,
tanpa suara.
Tepat hari ke empat puluh,
tiba –tiba pintu ku di ketuk oleh seseorang, ketika kubu ka, ternyata teman ku
yang cukup lama tak bertemu, berdiri di depan pintu. Kusambut dengan ramah
kedatangan nya.
Setelah mengobrol cukup lama, dia mengeluarkan selembar amplop
putih panjang dari balik baju nya, dan menyerahkan pada ku, dengan pesan, :
” Ini
titipan dari teman kita, kata nya serahkan saja!”
Aku menerima nya, dan teman ku
itu pamitan pulang.
Ketika ku buka ,:”Subhanallah!”, Isi nya selembar cek kontan,
senilai tiga juta rupiah!. Ku panggil istri ku, dan kutunjukkan pada nya, terlihat
mata istriku berkaca-kaca.
”Ini gaji dari Allah Fa, buat modal hidup kita,”
kata ku dengan tak henti mengucapkan, ”Alhamdulillah, Alhamdulillah ya Allah,!’
Aku kemudian bersujud diatas sajadah, sujud sukur saat itu juga.
Subhanallah!’”
Kapal ditengah lautan- TOP BGT Channel
Waktu itu sekitar bulan Syaban, biasa nya jenis dagangan yang laku keras menjelang Ramadhan kurang satu bulan ini adalah, :
Perlengkapan dan busana muslim. Seperti baju koko, baju taqwa, mukena, songkok, sajadah dan atribut lainya. Tapi akan di pasarkan kemana?
Aku mulai
putar otak, dan mencari info kontak. Kebetulan salah satu keluarga
istriku, ada family nya yang menetap di Ujung Pandang. Sulawesi Selatan. Setelah
mencari berbagai Informasi, kuputuskan aku akan berdagang ke Ujung Pandang.
Beberapa teman ku yang
berproduksi Baju koko, mukena, dan lainya, kuhubungi. Ku katakan aku mau ambil
barang, tempo sebulan.
Mereka bersedia membantu ku, asalkan aku berjanji tepat
waktu. segera Ku kumpulkan barang dagangan, ku kirim
kan via ekspedisi, dan aku naik kapal, berangkat ke Ujung Pandang.
Setelah 3 x 24 jam mengarungi lautan
aku tiba di Ujung Pandang
Bergegas aku turun dari kapal,
dan mencari warung untuk sarapan, serta membeli selembar koran. Sambil
menghirup kopi, kutelusuri kolom demi kolom iklan, yang menawarkan tempat
kost-kost an.
Dari beberapa lokasi, aku menemukan satu yang cocok buat ku. Luasnya
lumayan, sekitar empat kali empat meter persegi. Ku bayar sewa nya untuk satu
bulan, dan aku segera merebahkan badan.
Kota Makassar - Raja Drone ID Channel
Dua hari kemudian barang
dagangan ku baru tiba, segera kupasarkan dan hanya dalam dua minggu habis
terjual. Alhamdulillah, uang nya segera kukirimkan pemilik barang, dan sisa nya
ku buat tambahan modal serta menambah pesanan.
Sekitar hampir tiga tahun aku bolak –balik Ujung
Pandang,
Sampai akhirnya tertipu dibayar giro kosong
oleh pelanggan ku, yang sudah bertransaksi selama ini dengan ku. Aku kembali
terpuruk, dan memulai lagi dari Nol.
“- Ketika aku di Ujung
Pandang ini, ayah ku meninggal di tanah kelahiran nya. Meski segala cara ku coba
untuk bisa datang dan mencium mayat nya, tak ada penerbangan yang bisa sampai
tepat waktu hari itu -"
Akhirnya terpaksa keberikan izin bagi adik-adik ku untuk
mengebumikan beliau, tanpa kehadiran ku.
“Selamat jalan ayah ku,
Maafkan
anak Mu ,
Yang tak ikut
mengantar Mu pulang menghadap Nya,!”
Makassar - CNN Indonesia Channel