##, Kehadiran Putri Pertama
Tahun sembilan belas sembilan tujuh
Tia- Nawal El Zogby-
Rotana Channel
Tadi pagi, ......
Pukul setengah
enam, putri ku hadir dimuka bumi. Bayi mungil dengan berat,; 3.250 gram
lahir dengan selamat, sehat, dan tanpa cacat. Setelah kulihat, segera aku
berwudhu, lalu sambil mengendong nya, kubisikkan
kalimat azan di kuping kanan nya, dan kalimat iqomat di kiri nya. Kupanggil namanya 3x di dekat kuping mungilnya
Putri Kami ,
anugrah Nya
Kami
bersyukur pada Tuhan, atas anugerah yang luar biasa. Sekarang rumah tangga kami
lengkap sudah.
Ada tangis dan rengekan manja seorang bayi ditengah malam buta,
ketika ia ingin mengobati kehausan nya, atau minta di ganti popok nya, karena sudah
basah.
Kami bergantian membuatkan adonan susu dan mengganti popok nya. Dengan
mata setengah mengantuk, dan langkah ter antuk - antuk.
Kebahagiaan menjadi
seorang ayah membasahi jiwa ku sekarang. Bagiku mereka adalah anugrah dan amanah. Dari Allah Tuhan sang pemilik nyawa.
Aku sangat mengasihi putri ku. Dia juga
sudah mulai mengenal ku , mengenal ibu nya dan orang yang sering dilihat dan di
dengar nya.
Putriku tumbuh cepat dan
sehat,....
Di usia nya yang ketiga bulan, Abah,- mertuaku,- yang menetap di jawa
barat, wafat dengan mendadak. Katanya terkena Stroke parah. Pembuluh darah
otaknya pecah.
Padahal, kemaren ketika cucunya lahir, dia masih sempat
menjenguk kami. Memberikan hadiah untuk cucunya berupa kereta dorong, lengkap
dengan keperluan lainnya.
Kami segera berangkat ke Jawa Barat, guna mengantarkan Abah, ketempat peristirahatan terakhirnya di
alam Barzakh.
Sementara putri kami, terpaksa ditinggalkan, karena masih sangat
kecil untuk menempuh perjalanan yang cukup jauh itu. Sekitar 700 kilometer dari tempat kami, Pasuruan kota.
Hanya semalam kami disana,
dan pulang secepatnya, karena rasa khawatir pada putri
kami yang masih bayi.
Myriam fares,- Ghafi -
Myriam fares Official Channel
##, Kelahiran Putra Kami
Sekitar setahun kemudian,........
Sekitar setahun kemudian, seingatKu, pada bulan Pebruari 1998,
Putra kami hadir mengisi bahtera rumah tangga yang kami arungi
bersama. Aku sangat bahagia atas kehadiran anak ku yang nomor dua ini. Bayi mungil itu lahir lebih kecil dari
kakak nya, tapi sehat, lengkap dan sempurna ada nya.
Berat nya hanya, 2,6 kilo. Tergolong kecil,
tapi ibu bidan kami yang membantu persalinan istri ku berkomentar:,
”Ga papa,
nanti membesarkan nya diluar, lebih mudah,” kata nya.
Kupikir benar juga, kalau
anak ku terlalu besar di dalam rahim, kan persalinan nya mungkin harus bedah Cesar,
biaya nya jadi mahal, dan taruhan nya nyawa istri atau anak ku?
Putraku hadir melengkapi rumah tangga kami
Waktu itu sekitar tahun sembilan belas sembilan puluh delapan,
Ekonomi nasional kata nya lagi morat - marit,
dihantam badai krisis moneter. Mahasiswa menggelar demo
dimana-mana. Seingat ku, masa-masa itu yang akan jadi tonggak runtuh nya Orde
Baru, dengan turun nya Soeharto, setelah berkuasa selama tiga puluh dua tahun,
luar biasa!
Dengan lahir nya putra kami, penghasilan yang kuterima dari menjadi tata
usaha Pondok sudah tidak lagi memadai untuk menutupi kebutuhan keluarga kecil
kami.
Waktu itu kami sudah tinggal
terpisah, rumah tangga sendiri, dengan mengontrak sepetak rumah, di daerah agak
sedikit pinggiran kota.
Aku mencoba
dikusikan dengan pihak yayasan tempat ku
bekerja,
Tapi kelihatan nya, tidak ada jalan keluar nya.
Sejak awal memang niat ku bekerja disini lebih pada pengabdian saja, bukan dijadikan sandaran hidup. Dan agar supaya dekat dengan istri, yang waktu itu tengah hamil anak pertama kami.
Dan karena tidak ditemukan solusi,
Akhirnya kuputuskan untuk
berhenti,
Dan mencoba peruntungan ku dengan merantau ke Bali,......