## Kontak yang mengejutkan, tahun 2011
Kisah cinta kita memang rumit,
Meski raga berjauhan,
Meski raga berjauhan,
ia tetap menyala di relung jiwa
Jakarta sangat panas hari ini,........
Kawasan Tanah Abang, seperti biasa, semrawut dan macet. Klakson bersahut-sahutan. Suasana bising dan hingar - bingar pedagang dan pembeli, sesekali ditingkahi jeritan kondektur metro mini mengajak penumpang
naik ke kendaraan nya, :
“Ayo, melayu, melayu,
melayuuuu, !’ jeritan nya dengan suara lantang, mengajak penumpang untuk naik ke tujuan terminal
kampung melayu,: metro mini, P.502, Tanah Abang- Kampung Melayu.
Aku sedang menyetir sepeda
motor di dekat bangunan induk Pasar
Tanah Abang, mengarah ke Thamrin City, yang jarak nya tak sampai satu
kilometer, dari posisi Ku sekarang. Tapi sudah setengah jam belum sampai,
terhalang macet kendaraan, di tambah pedagang yang menggelar dagangan sampai ke
tengah jalan.
Menghambat lalu lintas, menyempitkan jalan utama yang hanya
selebar sekitar enam meter, belum lagi gerobak dan mobil box yang bongkar muat,
di tambah pick up pengantar barang, berseliweran. Semrawut !
Kawasan Tanah Abang -
Netmediatama Channel
Tiba –tiba telefon genggam ku berdering
dan bergetar di saku kemeja. Ku lihat nomor asing tidak
di kenal. Alhamdulillah, mudah-mudahan
pembeli cari barang, gumam Ku,:
”“Halo, dari siapa dimana?”, tanya Ku. Dengan kalimat pembuka yang khas dan cukup dikenal kolega ku itu.
”“Halo, dari siapa dimana?”, tanya Ku. Dengan kalimat pembuka yang khas dan cukup dikenal kolega ku itu.
Di seberang
sana terdengar suara seorang wanita,:
“Haloo, Salam alaikom, ape kabar? Maseh ingat ga same
kite nih?,” si wanita menyapa dengan
logat Pontianak yang kental. Aku coba
mengenali suara nya, tapi tetap asing bagi ku.
Siapa?
“Ya bu, apa yang kita bisa
bantu,?” tanya ku.
“OOH ye la, tak kenal dah
ngan kite rupe nye, tak apelah, makaseh ye,!”
Klik, langsung di tutup.
Kota Jakarta Macet adalah hal yang biasa,.....
Karena di kejar janji, aku tak
begitu perhatian siapa penelfon tadi. Ku pacu sepeda motor menemui buyer Ku yang
tadi berjanji ketemu di Thamrin City. Mereka orang Saudi, cari gaharu untuk buat oleh-oleh.
Setelah bertemu, Ku tunjukan barang dagangan Ku, dan
mereka membeli nya, lumayan, lima kilo gaharu kelas “AB”, sudah berpindah
tangan. Tiga puluh juta mengisi
kantong Ku hari itu.
Setelah makan di food city di Thamrin
City, Aku pulang ke kamar kost Ku,
di bilangan Tanah Abang dekat situ. Ku rebahkan penat seharian sejak pagi tadi, hingga sekarang pukul empat sore.
Thamrin City - Walking Around Channel
Tiba –tiba aku ingat telfon tadi. Orang Ponti, yang sempat telfon sejenak.
Aku coba mengingat kalimat-demi kalimat nya, dan,..!
” Ya Allah,!”:
Aku ingat kata ,: ”
Makaseh Ye,!”
Kata itulah yang dulu
terakhir Ku dengar di Rasau Jaya. Di atas tongkang kayu, ketika Ku selimutkan
jaket Ku kepada nya. Tapi apakah mungkin itu dia?
Dari mana dia dapat nomor Ku?
Kami tak pernah kontak dan ketemu sudah hampir tiga
puluh tahun?
Ku cari rekod nomor panggilan masuk tadi, iseng
ku coba telfon kembali.
“Halo, Salam alaikum, maaf ini siapa ya?,:
tanya ku dengan bahasa Indonesia
sehari-hari nya.
“Ini kawan Ente sekolah dulu, suke pakai rambut pendek,”: sahut nya.
Aku berfikir sejenak, dan coba
mengingat-ngingat. Siapa ya? Tapi tetap saja bayangan di kepala Ku gelap.
“Maaf, saya lupa, ini siapa?,”
sahut Ku lagi.
“Saye kawan nye Ida, teman
sebangku nye dolok, waktu SMP!”
Jawab nya
dengan mantap.
Gambar Ilustrasi
DUG, dada ku seperti di
pukul godam raksasa.
Nafas ku tercekat. Tenggorokan ku tiba –tiba
terasa tersumbat. Aku bangun terlentang
dari pembaringan. Kuatur nafas yang agak
tersengal-sengal, agar tenang dan kembali asal.
“Ini awak ke, ?” tanya ku dalam logat melayu, yang tak
tahu langsung berubah seketika itu juga.
“Iye ,
saye, Ape kabar awak tu, sehat jak ke, anak berape, dimane Sekarang,?” tanya nya beruntun.
Sejenak aku termenung, kata orang, cinta memang banyak lika liku nya. Tapi tak banyak orang yang mendapatkan anugrah, menemukan jawaban atas pelik dan rumit nya lika liku cinta. Benarkah?
Dia berharap aku mampu mengenali siapa dia lewat suara nya, bagaimana mungkin itu bisa kulakukan? Lagi pula rasa nya sangat mustahil dia mau menelfon Ku dan membuka kontak dengan Ku, bukankah dia sekarang sudah menikah, sudah bersuami? Apa maksud nya?
Bukankah dulu, hanya Aku saja yang mencintai nya setengah mati, sementara dia tak pernah membalas nya, meski hanya dengan setengah hati?
Tapi mengapa Dia tiba -tiba menelpon ku?
Setelah sekian lama?
Benarkah rindu adalah rasa?
Bukankah Dulu,
Ia mengangkat kepala nya dengan pongah, ketika berpapasan dengan Ku. Dulu, Ia tak cukup sebelah mata memandang Ku, sampai Aku merasakan bahwa Aku memang tak layak untuk nya.
Aku memang rendah dalam segala hal di mata nya. Aku memang tak pantas mencintai nya. Aku lupa bercermin, dan melihat siapa diri Ku di kaca.
Aku hanyalah tak lebih bak seekor pungguk yang merindukan bulan.
Tidak,!.
Itu tak mungkin Dia.
Bukankah dulu nya dia tak pernah peduli seberapa besar cinta Ku pada nya? Bukankah dulu Dia hanya menganggap Aku "- Biase - biase jak?"- Kalimat yang membuat Aku beranggapan bahwa Aku tak pernah ada di hati nya.
Dia tak pernah mencintai Ku.
Tahukah dia bahwa kalimat itu " Biase - biase jak,!"
yang kuanggap sebagai penolakan, merupakan penghinaan terbesar bagi Ku?.
Itulah mengapa aku memilih meninggalkan kota Ku, meninggalkan ibu dan ayah Ku, saudara Ku, sahabat Ku dan kenangan Ku. Aku tak sanggup di hina, lebih baik Aku mati, atau hilang dari dunia, asalkan Aku tak di hina.
Aku lahir dari keluarga yang biasa bekerja keras untuk hidup.
Sejak sekolah dasar, Aku sudah membiayai hidup Ku sendiri, tanpa merepotkan orang tua. Lalu kehormatan dan harga diri itu, Kau injak- injak dengan memandang Ku sebelah mata? Tidak,!.
Aku memang mencintai mu, tapi rasa itu tumbuh bukan atas kemauan Ku. Aku tak bisa menolak, karena hati Ku yang memilih mu. Aku tak bisa berkata tidak, karena jantung Ku berdetak bersama denyut di nadi Mu.
Bahkan aku tak sanggup memejamkan mata,
Barangkali Tuhan berkehendak menjadikan Kau sebagai pasangan hidup ku? Itulah mengapa kemudian Dia hunjamkan beliung cinta yang sangat tajam, dan menusuk jantung, hati dan jiwa ku?
Luka parah yang tak sanggup kutanggung dan kuobati sendiri sampai hari ini?
Karena itulah Aku harus menjalani hidup, dan menjalani takdir yang aku sendiri tak yakin atas takdir Ku? , membuang diri menyeberang samudra, jauh ke tanah Jawa. Apakah ini memang takdir hidup Ku?
Karena di jiwa terdalam, aku meyakini bahwa kau di lahirkan untuk Ku, Kau hadir untuk jadi pendamping Ku, teman hidup Ku, sampai salah satu dari kita menutup mata?
Salahkah jika Aku mencintai Mu?
Bahkan hingga hari ini, aku masih bertanya - tanya.
Untuk membina sebuah keluarga, rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah, mana yang harus di dahulukan? Apakah cinta yang datang dari hati yang tulus paling dalam, atau menikahi seseorang yang asing dan mengikatkan diri dalam sebuah upacara sakral bernama pernikahan?
Kata orang cinta bisa timbul belakangan setelah kita menikah, benarkah?
Tapi bagaimana dengan hati?
Mampukah kita membunuh hati yang pernah mencintai seseorang seiring berjalan nya waktu? Ketika jatuh cinta hati yang mencintai bertasbih mengingat nama kekasih nya dalam tiap detik dan tarikan nafas nya. Dalam tiap langkah di kehidupan nya.
Sanggupkah?
Membunuh hati adalah hal yang tidak mudah dilakukan.
Karena hati adalah tempat dimana rasa diletakkan. Karena hati adalah yang menjadikan pembeda antara manusia dengan mahluk lain yang ada dimuka bumi. Karena hati sulit untuk diajak berkompromi.
Rasa cinta mendekam di hati lebih bahaya dari penyakit apapun.
Ia bisa disiksa,
dipukul,
di dera,
dirantai,
dijemur,
direndam,
dikurung,
Tapi tak akan pernah berhasil untuk dikeluarkan dari tempat nya.
Itulah Cinta, Love, Mahabbah,!
Salah satu anugrah surga.
Perasaan mungkin dapat disembunyikan dari pandangan mata,
Tapi ini akan jadi sumber segala penyakit dalam diri kita.
Dan ketika hati tidak sehat, phisik juga akan menanggung akibatnya. Banyak penyakit yang tidak kita sadari sebetulnya bersumber dari hati yang tidak bahagia. Hati yang luka. Hati yang menderita. Hati yang kecewa.
Bahkan aku juga pernah membaca dalam sebuah tulisan karya sastra,
Bahwa salah satu ke ajaiban dan mukjizat yang ada ditengah manusia, adalah cinta. Cinta, sebagaimana ia kadang menyakitkan, tapi juga bisa menjadi obat mujarab yang menyembuhkan.
Kesalahan fatal yang kadang dilakukan adalah terlalu banyak pertimbangan dan tak sanggup melahirkan perasaan kita, kepada orang yang sangat kita cintai. Bisa jadi karena ada harapan dan keinginan yang lebih kita prioritaskan di banding rasa cinta itu.
Bisa jadi kita merasa bahwa cinta hanya akan jadi penghambat cita- cita yang masih ingin kita perjuangkan. Bisa jadi karena rasa ketakutan tak bisa hidup secara layak nanti nya.
Inilah kesalahan cara berfikir yang akan menimbulkan penyesalan nanti nya. Jika anda jatuh cinta, ambillah,! Jangan pernah pertimbangkan, dan jangan pernah ketakutan akan masa depan. Karena anda dilahirkan dengan jaminan Tuhan, sang pemberi kehidupan.
Lupakah anda, bahkan di alam rahim, dalam perut ibu, anda telah diberikan resky oleh Nya? Dan ketika anda lahir, Asi dari ibu sudah menunggu kehadiran anda,! Hidup mungkin memang tidak pasti, tapi cinta sejati tak kan pernah datang dua kali,!
Putra Ku di usia 25 tahun
S