Rabu, 27 April 2016

Bab.IX .hal.36# Hidup Berumah Tangga

BAB.IX

Hidup Berumah Tangga

##, Tinggal di pondok Mertua Indah




Gambar Ilustrasi





Hari ini aku sudah resmi memiliki istri dalam arti kata sebenar nya     

          Kemaren sebelum pulang bersama rombongan keluarga besar nya, istri  dan anak-anak nya, saudara dan saudari istri ku dari lain ibu yang datang dari Jawa barat, - Abah- panggilan ku kepada ayah mertua),- sempat memanggil kami, aku dan istri ku, untuk duduk bersama di hadapan nenek istri ku.


      Abah menyampaikan banyak nasehat, sampai akhir nya beliau menyerahkan dan memberikan mandat kepada ku agar mengambil alih tanggung jawab putri nya, mengasihi dan menyayangi nya, melindungi, dan mencintai sebagaimana seorang suami seharus nya    

      Sempat kulihat mata beliau  sedikit berkaca-kaca, ketika menyebut kalimat, : “Abah mohon maaf, karena tak  sempat memberikan kasih sayang semesti nya kepada istri mu ini, dulu ketika dia di besarkan,!” Beliau juga menyampaikan terima kasih langsung dan permohonan maaf kepada mantan mertua nya, nenek istri ku, yang duduk bersama kami di ruangan itu. 


Kami larut dalam keharuan..
 



Kami telah menikah 


       Istri ku terlihat menunduk, tapi tak keluar tetesan airmata disana. Istri ku memang wanita yang tegar, tidak mudah bagi nya untuk menangis dan mengeluarkan air mata nya. 


Dia terbiasa mendiri dalam segala  hal., serta tidak mau menerima bantuan orang lain, apalagi meminta dan menghiba, sampai merendahkan harga diri nya, Dia betul- betul wanita terhormat!


Makin lama aku hidup bersama nya, makin dalam rasa hormat dan  cinta ku  pada nya.
     




Say You Say Me - 
Lionel Richie



          “ Kadang pernah juga muncul perbedaan dan benturan dalam rumah tangga kami, tapi aku sudah tegaskan sejak pertama setelah kami menikah, bahwa, :


         ” Jika ada persoalan muncul diantara kita, maka jangan pernah dibuka kepada orang ketiga, siapapun itu, hatta orang tua kita, jika kita ingin tetap selamat dalam mendayung biduk rumah tangga kita,!”, itulah permintaan ku, dan komitmen ku,”


       Istri ku sanggup dan setuju, lalu kami bersalaman sebagai ikrar janji kesetiaan rumah tangga kami. bahtera kami.  Hidup kami. Dan prinsip inilah yang menyelamatkan kehidupan kami hingga hari ini.


        Saat dimana kedua buah hati kami sudah menjelma menjadi seorang gadis remaja jelita dan seorang pemuda yang cukup gagah, dua puluh tahun setelah menikah.



“Alhamdulillah ya Allah, atas segala Karunia yang 


telah Kau berikan pada kami,!”




Gambar  Ilustrasi