##, Persiapan Menikah
Singkat kata,
Segalanya berjalan begitu cepat dan
lancar tanpa hambatan.
Khadijah Sang Pembela -
Cash Projeck Channel
Aku segera mengatur segala
persiapan untuk menikah dengan dukungan dan bantuan teman-teman dan sahabatku
di Malang. Pada hari yang ditentukan, aku masih ingat, saat itu
bertepatan bulan Ramadhan, sekitar tahun
Sembilan belas Sembilan puluh enam, rombongan kecil bersamaku berangkat dari
Malang, untuk melakukan prosesi lamaran atau “Fatehah,” menurut adat setempat.
Sebelumnya
aku sudah sampaikan, bahwa aku minta dinikahkan, dengan tujuan agar
nanti ketika aku menemuinya, kami tidak melanggar syar’ie, melanggar syariat,
berpacaran sebelum menikah, sementara menunggu hari besar perayaan nantinya.
Ketika rombongan kami tiba,
keluarga calon istriku ternyata mengundang beberapa kerabat mereka dalam acara
fatehah tersebut. Diantara undangan ada beberapa kerabat dan orang dekatnya. Hadirin sekitar 25 atau 40 orang laki - laki saat itu.
Bidadari Surga - Utje
Upacara digelar dengan cukup khidmat. Prosesi lamaran berjalan
singkat dan aku dinikahkan oleh salah satu Ustadz, saat itu juga. Dengan
demikian, sejak hari itu, aku sudah resmi menikah. Aku sudah menjadi seorang
suami. Aku sudah lepas dari salah satu
jerat syaitan.
Alhamdulillah ya Allah,!
Sebelum kembali ke Malang
bersama rombongan, aku minta izin untuk menemui istri ku, yang menunggu di kamar
nya. Dengan diantar oleh salah satu kerabat nya, kuhampiri wanita yang baru saja
kunikahi, yang baru saja melepas hati
dan jiwa nya untuk berbagi dengan ku sebagai suami nya.
Istri ku terlihat cantik
sekali. Dengan balutan baju brokat biru
muda dan kain batik kecoklatan
bersanggul dirambut nya. Dia menyambut ku sambil berdiri, dan mencium tangan yang
kusodorkan pada nya.
Reflek, kurengkuh pundak nya
dan kucium kening nya,...
Reflek kurengkuh
pundak nya, dan kucium kening nya. Keluarga nya yang tadi mengantar ku tersenyum
melihat kemesraan kami yang masih canggung dan malu- malu.
Kami diberikan kesempatan sejenak untuk sekedar berbincang ringan, sebelum teman –teman dan sahabat ku yang menunggu diluar kemudian terdengar memanggil ku dengan sapaan dan candaan mengajak pulang ke Malang.
Waktu terasa berjalan lambat, ....
Aku menunggu hari perayaan pernikahan kami dengan penuh semangat. Dalam masa penantian itu, aku sesekali menelfon istri ku. Kami berbincang tentang persiapan resepsi yang tengah dirancang oleh keluarganya.
Katanya sekitar seribu
undangan telah disebar. Persiapan sedang dimatangkan. Rencana tengah
dirampungkan. Kami saling berharap, agar segalanya berjalan lancar, tanpa
hambatan.
Perlahan, rasa cintaku mulai
bersemi kepada wanita ini. Dia adalah istriku. Dia adalah pendampingku. Dia
akan menemani hari –hari hidupku. Dan dialah yang nantinya akan melahirkan
anak-anakku.
Di waktu sengggang, diantara kesibukan ku
bekerja dan belajar di Malang, aku kadang menyempatkan diri mengunjungi
istri ku. Biasa nya malam minggu. Kami bercengkrama dan mengobrol dirumah nya. Yang
dihuninya bersama nenek yang telah membesarkan dan memelihara nya sejak bayi,
seperti putri sendiri.
Istri ku merupakan anak tunggal
dari ayah nya yang ,
- Setelah kelahiran nya, kemudian berpisah dengan ibu kandung nya, - lalu Beliau menikah lagi di
Jawa Barat,- sejak saat itu, istri ku diasuh dan di besarkan oleh nenek nya,
sampai saat ketika menikah dengan ku.
Istri ku termasuk wanita sederhana, meskipun
nenek nya dan keluarga mereka merupakan keluarga yang cukup dihormati ditempat itu, dengan
kondisi ekonomi cukup ber ada, tapi
tidak terkesan kesombongan diwajah nya. Ia tampil sederhana, berpakaian sederhana,
berbicara sederhana, dan tak terlintas merasa lebih tinggi atau lebih mulia
dari ku.
Aku bersyukur Tuhan memilihkan Dia buat Ku, ......
Dia memang wanita yang baik. Aku bersyukur, Tuhan
memilihkan jodoh buat ku dan dipertemukan dengan nya.
Aku mulai mengenal karakter dan kepribadian nya.
Watak nya sedikit keras, tapi tegas. Ia cukup memahami dan mengerti agama, cukup
taat beribadah, hormat pada orang tua, menghargai sesama, dan tidak suka ghibah.
Sikap nya apa ada nya, tidak
suka berpura-pura, serta teguh memegang rahasia. Ia menerima ku dengan segala
kelebihan dan kekurangan.
Satu hal, ia tak pernah bertanya tentang masa lalu. Bagi nya, masa lalu adalah hal yang telah lewat, siapapun aku, apapun aku, sekarang, aku adalah suami nya.!
Dengan tegas dia katakan,:" Bahwa dia akan membela suami nya, kehormatan nya,
rumah tangga nya, dengan segenap kemampuan yang sanggup di lakukan nya.!"
Bagiku Dia adalah - "Khadijah,"- Ku di tanah Jawa ini.
Tempat dimana aku tak punya siapa - siapa, kerabat atau saudara.
Subhanallah!