Selasa, 26 April 2016

Bab.IV.hal.14 # Menelusuri Lorong Takdir

##, Sambil sekolah, mencari nafkah


Pontianak : Sepanjang tahun 1984 - 1987.





Cinta - Apakah itu Cinta
Suara jiwa seorang Remaja



“Kejadian dan pengalaman  itu juga menjadi pelecut semangat ku. 


      Tekad dan niat ku untuk mengubah hidup dan mengubah nasib makin berkobar. Apapun cara nya, aku ingin berubah. Bagi ku ,:” Tuhan tidak akan mengubah nasib ku, jika aku tidak berupaya mengubah nya!” 

Segala cara yang mungkin, asal halal ku kerjakan , sambil tetap bersekolah,!” Karena aku telah bertekad bulat, : "aku tak akan menyesuaikan mimpi - mimpiku dengan Realita, kenyataan hidup yang sudah aku jalani,  tapi , Aku akan mengubah Realita untuk menjadi sesuai dengan mimpi-mimpi ku" 

 Masa depan kan kujalani kehidupan dengan kondisi dan situasi yang lebih baik  dari hari ini. Begitu tekad ku.  


Sepulang dari sekolah,: 

         Aku tak langsung pulang kerumah. Tapi langsung ke pasar Seroja. Disitu aku membantu teman ku menjual majalah, poster, aksesoris wanita dan barang lain nya. Sampai jam tujuh malam. Setiap hari.  Hasilnya kugunakan buat ongkos  transport sekolah dan keperluan ku sendiri lainnya. 


Di bulan Ramadhan, : 

Aku menjual kartu lebaran dan ke perluan hari raya lain nya, seperti  : kopiah, sajadah, kurma, bunga, sandal, sepatu, jeans,  mainan anak, dan sebagai nya. Apa saja yang bisa jadi duit dan halal, kujual dan ku kerjakan.  



Gambar Ilustrasi 


          Pasar Sudirman adalah saksi, tempat dimana aku mengais rezeki, mencari sesuap nasi, dan biaya sekolah, bagi ku dan adik-adik ku. 

Sepanjang jalan Tanjungpura, adalah lorong yang aku telusuri tiap kali berangkat dan pulang bekerja, jam delapan pagi sampai jam sepuluh malam, selama bulan Ramadhan.




Aku  Pasti Bisa !- 
Merry Riana Official


Direntang masa itu, : pernah sesekali kami bertemu. 


     Ketika berpapasan di jalan. Meski jantung ku berdegup kencang ingin menyapa dan menegur nya, tapi tak sanggup kulakukan. Apalagi ketika kulihat ia mengangkat muka, sehingga  keberanian ku menciut. 

Aku hanya bisa menunduk di hadapan nya. Dan mengurungkan niat untuk sekedar menyapa. 

       Pernah juga, kami satu sped boat penyeberangan, Dia duduk tepat di depan ku. Tapi seperti biasa, aku tak sanggup untuk sekedar mendekat dan bertanya kabar nya.

     Ketika rasa rindu begitu kuat datang tak dapat kubendung ,: aku kadang singgah ke sekolah nya dan menunggu Dia pulang, dari tempat tersembunyi, untuk sekedar melihat nya sepintas, dari kejauhan. 

Bagiku itu cukup. Biarlah aku mencintainya dalam diam.  

    Tengah malam, kadang aku naik ke atas pintu kota, dan memandang atap rumah nya,  Dengan rasa yang tak tentu bentuknya. Pernah juga aku duduk diatas benteng sampai ber jam- jam, berharap Dia keluar, membuka pintu dan melihat Aku yang menunggu nya di keheningan dan pekat nya rindu malam itu.




Gambar Ilustrasi



##, Upaya membunuh cinta,:


         Sekuat tenaga, aku mencoba menghibur hati dan berupaya untuk melupakan nya dari ingatan ku. Menganggap itu bagian masa lalu? Tapi, apapun upaya yang kulakukan, Se kuat apapun usaha ku, se tegar apapun langkah Ku, se kokoh apapun niat Ku,  batin Ku tak mau menerima. Hati Ku tetap menolak nya. Menolak untuk melupakan nya. Menolak untuk menghapus nama nya. Menolak untuk membunuh rasa yang bersemayam kokoh  jauh di dasar jiwa! 

Begitu besarkah cinta ini untuk nya?



Lalu lalang di Sungai Kapuas - 
Fz Sky Channel 


Pernah suatu waktu

Kulihat kamu, tepat didepan ku

Lalu lidah ku kelu

Tubuh ku membeku

Dan mata ku nanar

Tahukah kamu,?

Jika saja aku mampu

Kan kusapa kamu,

“Apa kabar ke kasih ku?”



Gambar Ilustrasi



       “Rupa nya kutukan ini akan menjadi siksa bagi ku. Karena mencintai seseorang yang terlahir bukan untuk ku. Rupa nya kisah cinta Laila dan Majenun, seperti yang pernah ku baca, bukan hanya ada dalam dongeng saja, kisah itu bisa menimpa siapa saja.

      Bukan hanya Zainudin dan Hayati, dalam kisah tenggelamnya kapal vanderwijk.  Bukan hanya Veer dan Zara, dalam kisah legenda cinta beda negara, dan beda agama, antara Veer Pratap Sing ( India, Hindu) dengan Zara Hayat Khan ( Pakistan, Muslim )  bukan ,! 

Itu bukan hanya sebuah kisah.! Itu legenda ! Kejadian nyata. Dan bisa menimpa siapa saja!

         Betapa menyakitkan memang, 
         ketika kita mencintai orang yang salah, 
         ketika cinta bertepuk sebelah tangan. 
         Ketika cinta jatuh bukan pada tempat nya

Hati kata orang pintar,:

” Bak Pualam.,” 

  Jika tergores, sulit untuk menghilangkan bekas nya.




Gambar Ilustrasi


Mungkin hati ku bukan pualam, ia hanya segumpal daging, 

            yang disitu tertulis segurat nama, membekas begitu dalam, 

           Dan sulit untuk dihilangkan

              Luka nya begitu perih


              Menetes tiap kali aku mengingat nama nya

              Berdarah, tiap kali aku melihat bayangan nya


Malam ku tak lagi dihiasi mimpi indah. 

Siang ku tak lagi cerah seperti biasa

Hati ku terluka sangat parah

Cinta ku telah membunuh jiwa

Menyeret raga, dan menghambat langkah

 Sementara, Aku tak berdaya, dan tak mampu tuk melupakan nya

Meski telah kucoba berbagai cara, tapi rasa  itu tak beranjak dari tempat nya


Suatu ketika,: 

           Vokal grup sekolah ku yang akan bertanding antar sekolah se kotamadya, mengadakan latihan. Mereka membawakan beberapa lagu, diantara nya untuk lagu Solo, teman ku memilih salah satu lagu dengan aransemen gitar tunggal, kebetulan memang Dia pandai memetik gitar dengan trampil.


Dari ruang serba guna sekolah kami, mengalunlah lagu lembut yang cukup menyentuh, judul nya:”Gita Cinta dari SMA,” ; dari sountrak film yang sama, dilantunkan kan  Rano Karno : 


Lagu Asli Gita Cinta dari SMA - Rano Karno



Mekar bersemi untaian kasih

jumpa cinta pertama

Telah tertanam, rindu dendam

 semakin dalam, semakin kelaaam

Indah cinta berakhir duka

 mengalun  sunyi ,  dibuai mimpi

Reff,;  Masa remaja, punahlah sudah

          Menjauh dari, angan merapuh

          Kini kucari celah bahagia

 Diatas jalanan penuh duri

         Kugapai gapai kasih  nan  luruh

        Engkau kini semakin jauuuuh

Tiada  lagi  senyum lembut mu

 Sendiri berjalan didalam kelam

Kemana arah,  yang kutujuu

 Engkau  hanyalah , bayangan bekuuu



Gambar Ilustrasi



            Lagu itu seperti menusuk –nusuk jantung ku, kenangan tentang perjalanan dan nasib cinta ku, sedikit banyak , mirip syair yang terdapat dalam lagu itu. Kepedihan  luka cinta ini terasa kembali berdarah. 


Akhh, jiwaku,!! tak sanggupkah kau melupakan nya? 


          Kadang ketika purnama penuh di cakrawala malam, aku duduk menyendiri menatap nya sampai ber jam - jam. Fikiran, ingatan, antara khayal dan kenyataan, aku bertanya dalam hati, apakah rasa ini? Rindu yang bukan pada tempatnya? Cinta yang menggantang asap? 


         Apa sebenarnya yang aku cari dalam hidup ini? Apakah kebahagiaan dalam ujud materi? Atau kebahagiaan dalam ujud rohani?  Mencintai adalah kata hati, tapi apakah ada syarat yang harus kupenuhi?  Kata orang, cinta hadir tanpa syarat, tanpa status, tanpa kasta, tanpa melihat wajah cantik atau tampan? Benarkah?


         Dosa apakah yang telah kulakukan? Sehingga aku dikutuk dengan rasa sakit ini?  Rasa nya di rongga dadaku tak lagi tersisa tempat untuk menarik nafas tanpa menyertakan nama nya?  Denyut nadiku berdenyut bersamaan dengan denyut nama nya? Dan detak jantungku berdetak  tanpa pernah mampu meninggalkan sebutan atas nya? 


 Sebesar itukah arti kehadiran nya dalam hidup ku? Dan rasa kehilangan ini seperti membawa serta semangat, harapan, cita - cita, masa depan, tujuan, keinginan, - ikut lenyap bersama kehilangan nya,?-





Film  Gita Cinta dari SMA - 
Generasi Emas Channel