Kamis, 28 April 2016

Bab.X.hal.43 # Mengundang Orang Tua

##, Mengundang orang tua ke Jawa



Gambar Ilustrasi


            Tiga hari kemudian, aku menelfon orang tua ku, dan bertanya,:

”Apakah mereka mau kuberangkatkan ke Jawa,?”.

 Mereka ternyata setuju, dan menyambut baik niat ku.

         Segera ku kirimkan ongkos kapal buat mereka ber empat, kedua orang tua bersama dua adik ku. Setelah upaya yang cukup keras, mereka tak berhasil dapat ticket tujuan Surabaya. Semua ticket terjual habis.  Akhirnya mereka naik kapal tujuan Cirebon, bukan tujuan Surabaya. Kubilang :"gak apa=apa, nanti aku yang akan jemput mereka ke Cirebon!"


Ketika Kapal merapat di dermaga Cirebon.,....

       Kusambut mereka dan kupersilahkan beristirahat sejenak di kamar hotel yang telah kusediakan sebelum nya. Ayah ku terlihat sangat gembira sekali. Beliau terlihat bersemangat untuk segera secepatnya sampai dirumah ku, dan bertemu dengan kedua cucu nya. Ibu ku juga sumringah, sebelum nya aku sudah memesan tiket kereta api untuk kami berlima. Cirebon -  Surabaya.



Kapal laut dan suka duka nya- 
Immotorium Vlog Channel



Pukul  Sembilan malam, 


        Kereta api dari Jakarta tujuan Surabaya, memasuki stasiun Cirebon. Kami segera naik dan melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Aku memilih duduk berhadapan dengan ayah ku dipinggir jendela, sedang ibuku berhadapan dengan 3 adik ku yang lain. 

            Sepanjang perjalanan malam itu, kami,: aku dan ayah ku mengobrol banyak hal. Sesekali beliau merangkul dan menciumi kepala ku, mungkin mengobati kerinduan hati nya, yang kutinggalkan sembilan tahun dan baru beberapa waktu terakhir ini bertemu kembali.


      Kulihat mata ayah ku berbinar -binar, tanda kebahagiaan hati nya diusia yang sudah mulai senja. Keriput  mulai bergayut dikelopak mata dan tulang pipi nya. Bekas gurat-gurat perjuangan hidup membesarkan kelima anak nya. Saat itu usia beliau sudah sekitar 78 tahun, karena beliau lahir tahun 1921, dan sekarang tahun 1999 akhir. 





Gambar Ilustrasi


            Dalam hati aku bergumam,:" Ya Allah, belum ada yang dapat kubuat dan kubaktikan pada mereka, sementara waktu tanpa kompromi menggilas nya,?" 

            Rasanya baru kemaren  genggaman tangan kokoh nya, ditangan kecil ku. Rasa nya baru saja, aku merebahkan kepala di pangkuan ibu ku. Dan hari ini, aku telah menjadi orang tua, dengan dua anak .


              Waktu memang tak pernah menunggu,!" Begitu cepat ia melintas dan melindas, mengubah hari dan bulan, tanggal dan tahun. Alangkah sia sia nya hidup, jika kita tak menikmati waktu yang kita lalui.





Gambar Ilustrasi



         Bagiku apa yang telah ku lalui adalah pengalaman batin, yang memperkokoh identitas diri dan kesadaran tentang arti kelahiran ku. Sekarang aku tahu  bahwa kelahiran ku tak lebih hanyalah agar aku menemukan Tuhan ku. 

Menyembah nya dengan kesadaran penuh. Meyakini dengan sepenuh hati. Karena sepanjang hidup yang kulalui, tak pernah putus bantuan dan pertolongan Nya atas ku. Alhamdulillah !


 Suara ayah ku sayup - sayup hilang dari pendengaran. Aku tertidur pulas sekitar jam : 03.00 malam diatas kereta yang bergerak kencang menuju Surabaya malam itu.




Naik KA malam - Cirebon  to Surabaya -
 Adhit Jhauhary Vlog




##, Tiba di Surabaya


      Pukul  05.00  subuh  kereta api Kertajaya memasuki stasiun Pasar  Turi  Surabaya. Sebagian keluargaku masih lelap pulas tertidur. Kubangunkan mereka satu persatu, untuk persiapan melanjutkan perjalanan ke Pasuruan.  


     Setibanya di Surabaya, ku carterkan mobil untuk kami sekeluarga. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dan beristirahat sejenak tadi di stasiun Pasar Turi, sekitar pukul setengah sepuluh pagi, kami  tiba di rumah. 

  Istri dan kedua anak ku menyambut mereka....,  

          Anak ku masih kecil, -waktu itu sekitar tahun dua ribu awal - yang pertama berusia 3  tahun dan yang kedua baru 2 tahun, tapi mereka sudah bisa berjalan dan bicara dengan celoteh lucu nya. 




Stasiun Gubeng lama, Surabaya - 
Papuma Shop Channel



 
Ayah ku memeluk dan segera menggendong kedua cucu nya.

     Aneh nya, kedua anak ku terlihat senang dan tidak menangis, padahal biasa nya, mereka akan lari ke pelukan istri ku, ketika bertemu dengan orang yang tidak pernah dilihat sebelum nya. 

Mungkin naluri mereka mengerti, bahwa ini adalah kakek nya.

    Kebahagian ku terasa lengkap, dengan kedatangan mereka. Meskipun aku belum punya rencana selanjut nya. Apakah mereka akan kutahan untuk tinggal di jawa, atau akan pulang kembali nanti nya? 

Aku belum fikirkan itu. Kunjungan mereka bagiku adalah obat mujarab atas perpisahan kami yang telah terjadi sekitar sepuluh tahun ini. 

 Alhamdulillah ya Allah, !



Sekitar setengah tahun : 

          Ibu beserta kedua adik ku tinggal bersama kami. kadang mereka dirumah ku, kadang mereka kuajak ke Bali. Sebelum akhir nya mereka pulang, dan tak pernah datang lagi.

             Ayah ku tetap bertahan, sampai setahun kemudian. Beliau kuberi kebebasan. Mau ikut denganku, atau tinggal bersama cucu. Kadang beliau ikut bersama ku, kadang tinggal dirumah bersama cucu dan menantu .




Renungan Tentang Orang tua kita


       Kurang lebih setahun, beliau juga ingin pulang, Kuantarkan sampai pelabuhan Surabaya, dengan ku titipkan pada salah satu teman, yang juga punya tujuan yang sama kesana. Menumpang kapal Senopati Nusantara, Surabaya - Pontianak.

           Rupanya itulah pertemuan terakhir kami, sampai beliau menutup mata, sekitar tahun dua ribu lima, dan aku tak dapat hadir mencium mayat nya.




Gambar ilustrasi


         Tempo hari aku sedang berada di Ujung Pandang, Makassar. Setelah mencoba berbagai cara, aku gagal mendapatkan ticket pesawat yang bisa tiba tepat waktu, sebelum jenazah beliau di kebumikan hari itu.

        Akhirnya, terpaksa ku izinkan adik - adik ku untuk menyempurnakan jenazah beliau tanpa kehadiran ku. Selamat jalan Ayah, doa kami akan tetap menyertai mu, sampai akhir hayat. "Allah humma firli dzunubi wali walidayya, warhamhuma kama rabbayana shaghira,"



Selamat Jalan Ayah - 
Nasran AB Nasran vlog