Rabu, 27 April 2016

Bab.IX. hal.37# Kerja di Ponpes

##,  Bekerja di Pondok



Ayat ayat cinta - Rossa


         Sekarang aku adalah kepala rumah tangga. sekarang aku berkewajiban memberi nafkah kepada istri ku dan sebentar lagi , kepada anak ku. Janin kecil yang tumbuh sehat di rahim istri ku.
Kadang kuletak kan telinga ku di perut istri ku yang sudah mulai membuncit itu.

     Terasa semacam gerakan kaki atau tangan yang  bergerak dan menendang-nendang.  Subhanallah! 




Janin di rahim istriku 
tumbuh sehat


       Kami tertawa bahagia, menantikan kehadiran buah cinta. yang akan mengisi hari –hari kami dengan tangisan dan tawanya. Dengan kelucuan dan tingkahnya, Istriku menginginkan bayi kami nanti adalah perempuan.


         Aku menyerahkan semua nya pada Tuhan.  laki –laki, atau  Perempuan , bagi ku sama saja, kehadiran mereka anugrah yang sangat berharga.


         Saat awal menikah , aku masih bekerja di Malang. Tetap berhubungan dengan teman dan sahabat-sahabatku disana. Ketika istriku mulai hamil, dia mulai meminta agar aku  sering berada didekatnya. kulihat dia berubah menjadi lebih manja.




Minggu demi minggu, kami menunggu


        Muka nya sering bersemu merah, dan dia kelihatan makin cantik di mata ku, kata orang tua-tua, anak ku nanti kemungkinan besar wanita. Biasanya kalau istri hamil suka bermanja-manja, suka merapikan diri nya, suka tampil cantik dan resik, maka anak yang ada dirahim nya adalah seorang wanita Begitu pula sebalik nya. 


         Secara kebetulan ada pondok disekitar tempat tinggal ku itu, sedang mencari dan membutuhkan tenaga TU, ( Tata Usaha), entah dari mana sumber nya, tiba tiba saja aku di panggil pimpinan yayasan nya. Dengan sedikit gugup, aku menghadap beliau, yang menunggu ku dirumah nya, tidak berapa jauh dari rumah ku.


       Setelah mengucapkan salam, aku ditemui beliau, dan beliau menanyakan apakah betul aku bisa menangani tata usaha umum. kujawab ya. Beliau kemudian memberikan gambaran tugas dan bidang apa yang akan kulakukan, jika seandainya aku berminat bekerja di yayasan yang tengah dikelolanya itu.




Untuk Suamiku - Narasi 


        Aku jawab, akan ku pertimbangkan dan kurundingkan dengan istri ku dulu. Aku minta waktu.


         Setiba nya dirumah, kuceritakan tawaran yang baru saja kuterima. Istriku terlihat sangat gembira. Ia langsung mendukungku, dan menyarankan agar aku menerima tawaran itu. Tapi aku sempat bertanya,:” bagaimana kalau gajinya tak seberapa,?” kataku.


        Istriku menjawab,:” Ga apa-apa, yang penting kamu selalu ada di dekat saya, toh aku masih punya simpanan dan tabungan, jawab istri ku mantap,!’ 


          Aku tersenyum mendengar jawaban polos istriku yang aku tahu, bahwa dia tidak pernah meng ada-ada. Apa yang dikatakan nya, adalah apa yang ada dihati nya. Mungkin keinginan itu bukan murni dari nya, tapi ada hubungan dengan janin dirahim nya, bisa jadi juga barangkali ya?  Entahlah?



Gambar  Ilustrasi