Rabu, 27 April 2016

Bab.X.hal.40# Memohon Restu Orang Tua,

BAB.X

Pulang ke Ponti

##, Mohon Doa Orang Tua

Dengan menumpang kapal laut aku tiba di pelabuhan Dwi  Kora Pontianak



Pulanglah nak, !  -
 Pesantren Kilat Channel


           KM. Bukit Raya  yang kutumpangi dari Surabaya itu penuh sesak. Sejenak setelah tali kapal terikat, pintu dibuka, tangga  di turunkan, ribuan manusia berhamburan berdesakan-desakan  mencari pintu keluar masing- masing . 



Ibu dan Saudara ku -
 Gambar Ilustrasi


     Mereka berkumpul diatas tangga yang akan mengantarkan mereka ke bawah sana.  Dermaga pelabuhan  Dwi Kora. Sekarang menjadi Pelabuhan Internasional peti kemas dan lalu lintas perdagangan dunia. Luar biasa,

 Aku merasa bangga dengan tanah kelahiran ku ini.

         Setelah melewati proses Debarkasi atau bongkar muatan, menuruni tangga besi kapal, kami keluar dari areal pelabuhan Pontianak. 

Waktu menunjukkan sekitar pukul setengah sebelas siang. 



Penumpang turun dari tangga- 
fronsen Sianipar Channel


           Matahari  Khatulistiwa menyergap ku dengan hawa panas yang cukup terasa. Sebelum berangkat, aku mendapatkan keterangan bahwa ayah dan ibuku sekarang tinggal di desa yang lumayan jauh dari kota Pontianak.




Uje  - Ayah Bunda, Renungan - 
Abu Ustman Channel


            Mereka tinggal di kawasan pesisir laut sebelah selatan Ponty, kawasan Sungai Kakap.  Aku segera mencari angkutan menuju Sungai kakap, yang kebetulan mereka parkir berjejer di depan  pintu keluar pelabuhan itu.  Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, aku tiba di pasar Sungai kakap.

         Perjalanan masih akan dilanjutkan dengan menumpang Motor air atau jonshon panjang, untuk sampai kerumah orang tua ku itu. Sekitar jam setengah enam sore, aku akhir nya tiba juga di rumah orang tua ku.

     “Assalamualaikum,!”, lantang suara ku mengejutkan ibu ku yang sedang memegang periuk nasi, akan memasak untuk makan malam nanti barangkali, karena hari sudah menjelang malam saat aku sampai dirumah ibuku. 

    “Kom salam,” sahut beliau sambil berbalik, menatap ku setengah terpana, dan bergumam lirih, tiba-tiba periuk nasi yang dipegang di tangan kiri nya terlepas.

Aku menghambur memeluk beliau. 

Berkali –kali ku sebutkan nama ku ,:

     ’ini aku mak, ini aku, aku balek  mak, aku datang, aku ingin minta maaf dan minta ampun same mak, maafkan aku mak, maafkan aku,!” 

        Beliau mengusap kepala ku dengan cucuran air mata. 

Haru,....



Pedagang perahu  yang hilang dari kotaku -
 jejak Forester21 channel


           Kerinduan seorang ibu yang tak dapat ku bayangkan rasa nya, setelah ku tinggalkan selama Sembilan tahun di pulau Jawa. 

Sejak remaja hingga sekarang punya anak dua,”

       Kulihat adik lelaki ku yang nomor empat berkaca-kaca mata nya. Ikut terharu melihat aku dan ibu ku yang baru bertemu setelah sekian lama. 

Ayah ku sedang kurang sehat waktu itu.  

Beliau sedang demam dan tertidur. 

      Kuhampiri tempat tidur nya, ku pegang tangan nya, perlahan kucium kening beliau yang sudah kelihatan mulai keriput. Sisa kerutan perjuangan hidup nya yang cukup berat untuk membesarkan kelima anak - anak nya.



Sungai Kakap - Kubu Raya-
 Bumi Kalimantan Barat channel


Ayah ku memang beda usia jauh dengan ibu ku. 

          Ketika aku lahir, usia ayah ku sudah sekitar empat puluh lima tahun. Sementara ibu ku sekitar dua puluh dua tahun. 

Ibu ku istri ke empat yang di nikahi oleh ayah ku, setelah ketiga istri nya terdahulu tidak dikarunia keturunan, sampai mereka berpisah.



Kedua Ortu Ku



Beliau membuka mata, dan lembut ku sebut nama ku, :

"- Abah, ini saye, saye datang Bah, saye balek, !” 

Ayah ku perlahan berusaha bangun untuk duduk. 

      Beliau menatap ku dengan wajah seperti setengah tidak percaya. Tapi cepat kurangkul beliau dan ku sorongkan kepala ke dada nya. 

     Ayah ku mengusap kepala ku dengan lembut, mata nya berkaca-kaca, hanya ada kalimat ,:

” Alhamdulillah,!”  yang keluar dari bibir nya.



Puspa Indah Taman Hati - 
Generasi Emas Channel