Rabu, 27 April 2016

Bab.VII hal.27 # Kubawa Senyum mu ke Lombok

##, Melintas di Pulau Lombok



Mungkin telah kuserahkan 
seluruh hatiku pada Mu??


      Sekitar jam dua siang, ferry merapat di pelabuhan Lembar. Kami melanjutkan perjalanan di pulau Lombok. Pulau Lombok merupakan pulau kecil yang indah. Tak kalah indah nya dengan pulau Bali. 


Beda nya, jika pulau Bali, mayoritas penduduk nya memeluk agama Hindu Bali, sementara Pulau Lombok, mayoritas masyarakat nya memeluk agama Islam. Jika Bali mendapat julukan Pulau Seribu Pura, maka Lombok mendapat julukan Pulau Seribu Masjid. 





PUlau Lombok - 
Lembayin Channel


       Bis yang kami tumpangi memasuki terminal utama pulau Lombok, terminal Swete.  Beberapa penumpang turun disini.  Mereka mungkin orang Lombok, terdengar dari bahasa yang berbeda dengan bahasa Sumbawa.


Setelah menurunkan penumpang, bis melanjutkan perjalanan kearah timur. Aku menikmati tiap lekuk dan liuk tikungan sepanjang pulau Indah ini. Dikanan dan kiri terlihat pohon kelapa yang tumbuh subur dengan dedaunan nya seperti melambai-lambai menerima kedatangan kami.




Gili Trawangan Lombok


         Sungguh, negeri ini dikaruniai keindahan alam yang luar biasa. Banyak tempat yang akan membuat kita takjub dan terperangah. Lalu kenapa kita harus tamasya ke Singapura atau ke Thailan, jika negeri kita tak kalah indahnya dengan negeri mereka?  Di pulau Lombok, katanya ada pantai indah seperti Pantai kuta yang terkenal di Bali.


      Pantai indah di Lombok, namanya juga mirip dengan pantai di Bali itu.  Namanya Pantai Kute. Hanya saja, jika di bali, kita dapat menemukan turis wanita dengan pakaian bikini berjemur di pantainya, maka di Lombok mereka harus tetap berpakaian kaos dan celana pendek, atau menutupi tubuh mereka dengan sarung pantai. Sebab agama Islam  yang di anut orang Lombok, melarang  wanita membuka auratnya. Apalagi ditempat umum.


       Itulah yang mungkin menyebabkan Pantai Kute, tak seramai pantai Kuta. Adat istiadat dan budaya mereka berbeda. Agama juga berbeda. kultur mereka juga berbeda. Tapi apapun itu, kita tetap bersaudara. Satu nusa, Satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia.


 Gugusan bentangan pulau yang puluhan ribu jumlah nya, dari Sabang sampai Merauke. Dari Aceh sampai Papua.




Gambar Ilustrasi



        Untuk sejenak, aku melupakan semua kepedihan dan kegundahan hati.  Untuk sejenak, aku menikmati hidup yang ku lalui. Meski demikian di mata ku ada bayangan mu yang setia menemani langkah ku, ada senyum mu yang merekah setiap kali aku membuka mata, gelak tawa terngiang di telinga. 


     Daun kelapa yang melambai - lambai di sepanjang perjalanan, menggelitik khayal ku pada lambaian tangan Mu ketika melepas ku berangkat di bandara Supadio untuk melaksanakan tugas ku mencari nafkah ke suatu tempat, demi anak-anak kita suatu hari nanti, barangkali. Akhh, Cinta, memang begini kah rasa nya?  




Dinginya merindumu - 
Coffternoon


      Tanpa terasa, tiba lah kami di ujung Pulau Lombok, untuk menyeberang ke Pulau Sumbawa.
Pelabuhan Kayangan terlihat indah. 


Kayangan adalah pelabuhan ferry dari Lombok ke Sumbawa. Terletak di dalam teluk tenang. Dengan air laut biru jernih. Ujung Pulau Lombok Sebelah timur.


Di kejauhan, terlihat lalu lalang kapal dan fery, hilir mudik dari sekitar pulau pulau kecil di dekat pelabuhan Kayangan.  Beberapa kapal sedang lego jangkar di teluk, tidak berapa jauh dari pelabuhan ferry yang sedang merapat.


     Ada pulau kecil, mirip bukit yang menyembul dari permukaan laut. Indah sekali pemandangan di sekitar pelabuhan Kayangan ini. Kami segera memasuki ferry dengan berjalan kaki, diikuti bis yang kami tumpangi.


   Kami duduk diatas ferry, menikmati keindahan pemandangan selama pelayaran ini. Di sebelah ku ada sepasang suami istri dengan dua  anak nya yang masih balita. Sepasang, lelaki dan perempuan. Usia nya sekitar tiga tahun, dan dua tahun. lucu sekali. 




Pulau Kenawa, Sumbawa - 
DJOZ Ekplorer Channel


Tahukah kamu cinta Ku? 

      Aku membayangkan mereka adalah anak - anak kita, yang ikut bersama dalam perjalanan ini. Mengarungi laut biru yang indah. Sesekali tawa mu merekah. Lalu anak kita merengek manja, minta  agar mereka bisa melihat lautan. 


        Kupegang dua tangan mereka, satu di kanan, satu di kiri, lalu kami berdiri di pinggiran ferry, menikmati biru nya  laut dan hembusan angin. Kau  datang dan memeluk pundak ku dari belakang. Akkh, indah nya cinta kita. 


         Suara pintu ferry yang menggelegar ketika di turunkan, menyadarkan aku dari lamunan. Setelah menempuh kurang lebih dua jam pelayaran, tibalah kami di Pelabuhan Pulau Sumbawa, Pelabuhan PotoTano.


Ada pulau kecil di sebelah kiri dan kanan dermaga. Yang membuat pemandangan begitu indah nya. 
Subhanallah, ! Luar biasa,!




Cinta terhalang jarak - Rheina