Selasa, 26 April 2016

Bab.VII.hal.23 # Mencari Cinta Hakiki

                                                                     BAB.VII


Masuk Pesantren di Malang


Santri Ponpes -   Ilustrasi



##, Belajar di Ponpes, Kota Malang : tahun 1991


Sahabat teman ku itu baru datang tadi pagi.  

         Ia menjelaskan banyak hal tentang rencana ku untuk masuk pondok pesantren.  Kata nya ada teman nya yang buka pondok di Malang. Sesuai alamat yang kutunjukkan yang kubawa dari Pontianak kemaren.





Memperjuangkan Harapan - Puisi


              Biasa nya dia akan datang dalam satu dua minggu untuk bersilaturrahmi dengan mertua nya di Pulau Madura sini. Mendengar penjelasan itu, aku sedikit tenang. Sahabat teman ku itu mencoba menelfon si pemilik Pondok Pesantren, menyampaikan niat ku, dan mengharapkan kedatangan nya secepat mungkin ke Madura.


Respon nya positif, 
dan dia berjanji akan segera menjemput ku, 
untuk masuk di Pesantren nya




Ponpes - Kompas Tv Official



Aku bahagia sekali. 

               Alhamdulillah, ya Allah, gumam ku di hati. Tiga hari kemudian, Pimpinan Pondok itu datang menjemput ku, tepat seperti yang di janjikan nya.  Aku di bawa dari Madura ke Malang, dan masuk ke Pesantren  yang di kelola nya.


                      Disini aku menemukan banyak hal yang luar biasa. Pimpinan Pondok ini sangat sederhana sekali hidup nya. Ia tinggal bersama istri dengan kedua anak perempuan nya yang masih balita. Disini dia mengajarkan dan mendidik santri nya dengan cara zuhud dan menjauhi dunia. Aku cepat menjadi akrab. 


Untuk membalas kebaikan nya, aku menawarkan diri membantu nya di bidang administrasi dan tata usaha, keahlian yang dulu kumiliki ketika menjadi pegawai negeri. 




Kota Malang, Tahun 1990 an - 
Antok Alwagiri Channel


              Beliau menyerahkan tugas  adminstrasi dan tata usaha pondok nya kepada ku sepenuh nya. Urusan kesiswaan, izin keluar, donator, spp, dan keuangan, semua berada ditangan ku.

Hari-hari ku diisi dengan banyak membaca buku. 

Aku melahap semua buku yang ada di perpustakaan.




Gambar Ilustrasi


Kegiatan rutin kami adalah dimulai sholat subuh berjamaah, 
di lanjutkan tausiah singkat,
 pagi nya belajar fiqih, dan ilmu-ilmu keislaman lain nya. 


              Di tempat ini aku mengenal beberapa teman, yang kemudian menjadi sahabat –sahabat terbaik ku. Mereka anak-anak yang  berasal dari Pulau Sumbawa, yang ikut belajar dan menuntut ilmu di Pulau Jawa.  Kami menjalani hari dengan rutinitas,  sesekali di selingi canda tawa.


               Pesantren adalah wadah tempat menimba ilmu keislaman khusus nya, dan ilmu lain nya. Beruntunglah, pondok kami menganut azas kebebasan dalam menimba ilmu, tidak hanya mengkaji kitab kuning tradisional, tapi kami juga di perbolehkan membaca, menelaah, mendiskusikan segala bentuk pemikiran dan aliran filsafat dalam dunia Islam dan Barat.


               Bukan itu saja, kami juga di berikan kebebasan menyerap segala jenis ilmu yang ada dan tersimpan dalam buku -buku di perpustakaan.




Tentang Rindu - Puisi 



Dunia memang tidak hanya hitam putih.


                   Itulah sebab nya kita perlu membandingkan banyak pemikiran antara satu dengan lain nya, termasuk perbandingan dalam mazhab -mazhab Islam, sejak periode awal hingga saat ini, agar kita tidak terjebak dalam fanatisme buta, agar kita tidak menggunakan kaca mata kuda, hanya satu arah. 


Islam agama besar, 

           Kaya dengan banyak pemikiran dan hikmah, alangkah naif nya, jika kita menganggap hanya kelompok kita saja yang benar, hanya mazhab kita yang betul, dan hanya kita yang berhak mengklaim surga.




Suasana kehidupan Ponpes - 
Pasukan Imam Mahdi channel



            Padahal kita tidak mendalami apa yang jadi pegangan mazhab atau sekte lain, yang juga mengucapkan dua kalimah syahadat,? Bukan kah Tauhid adalah dasar dan pondasi keimanan? 


        Dan cukup dengan dua kalimah syahadat, seorang kafir yang bukan penganut tauhid, menjadi muslim? Hendak nya kita tidak mudah mengklaim dan mengkafirkan aliran sekte dan mazhab, yang berbeda dengan kita, sebab siapa tahu, justru kita yang perlu belajar lebih banyak lagi, dari kelompok aliran dan sekte mereka?


               Ketika kita merasa cukup, merasa alim, merasa tahu, merasa pasti benar, disitu lah letak kesalahan yang paling fatal, bukankah Allah sendiri yang mengatakan ,:" Tidaklah kalian memiliki pengetahuan ( Ilmu ) melainkan hanya sedikit, !"


Dengan ilmu yang sedikit inikah kita akan menghukumi seorang penganut tauhid diluar kelompok, aliran, sekte, mazhab kita, :" Sebagai Kafir,!" ? 

Nauzubillah ! 



Gambar Ilustrasi


Tahukah kau, 
Aku terlanjur mencintaimu?







Rintik  gerimis perlahan menetes

Membasahi bumi

Perih ini masih ada

Mencabik jiwa


Rindu?

Kemanakah ku alamatkan? 


Tengah malam

Diantara sujud dan doa

Diantara derai airmata

Diantara nama Nya

Kusebut nama mu

Adakah kau rasakan denyut nya?




Tere Liye
Veer - Zara